Mengais Informasi, IlmuTEKNOLOGI
Dasar-dasar Membaca Metode SAS
- - UnknownPembelajaran Metode SAS
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal 3 istilah metode yaitu:
a. Metode pembelajaran bahasa, meliputi:
1). Metode fonetik
2). Metode terjemahan
3). Metode tata bahasa
b. Metode pembelajaran berbicara.
1). Metode Ulang-Ucap
Yaitu model ucapan diperdengarkan di muka kelas, siswa menyimak dengan teliti kemudian mengucapkan kembali sesuai dengan model guru.
2). Metode Lihat-Ucap
Guru memperlihatkan benda atau gambar tertentu kemudian siswa menyebutkan namanya.
3). Metode Memberikan (Menjelaskan)
Guru memperlihatkan gambar, siswa suruh mengamati, kemudian menjelaskan dengan kalimat sendiri.
4). Metode Menjawab Pertanyaan
Metode ini digunakan untuk siswa-siswa yang mengalami kesulitan atau merasa malu untuk berbicara atau bercerita sehingga dapat dibimbing atau dipancing dengan pertanyaan.
5). Metode Bertanya
Melalui pertanyaan siswa dapat menyatakan keingin tahuannya terhadap segala sesuatu yang diinginkan. Tingkat atau ragam pernyataan yang diutarakan mengindikasikan tingkat kematangan dan kecerdasan siswa.
6). Metode Pertanyaan Menggali
Jenis pertanyaan menggali, merangsang siswa banyak berbicara. Manfaatnya adalah untuk menggali atau mengetahui keluasan dan kedalaman siswa terhadap suatu masalah.
7). Metode Melanjutkan
Dua, tiga atau empat siswa bersama-sama membuat cerita secara spontan. Dimulai dari satu siswa , teman yang lain bergantian melanjutkan secara bergiliran.
8). Metode Menceritakan Kembali
Siswa diberi tugas untuk membaca cerita atau bacaan, kemudian disuruh menceritakan kembali isi cerita itu dengan kalimatnya sendiri.
9). Metode Percakapan / Dialog
Yaitu pertukaran pikiran atau pendapat mengenai masalah antara dua atau lebih Pembina. (Greene & Patty, P.200).
10). Metode Parafrase
Paraphrase merupakan alih bentuk, misalnya dari puisi ke prosa atau sebaliknya.
11). Metode Reka Cerita Gambar
Guru memperlihatkan sebuah atau serangkaian gambar, siswa disuruh mengamatinya dengan baik, kemudian siswa disuruh menceritakan.
12). Metode Bercerita
Kegiatan bercerita menuntun siswa kea rah pembicara yang baik. Lancar bercerita bararti lancar berbicara.
13). Metode Memberi Petunjuk
Memberi petunjuk adalah menjelaskan cara pengerjaan sesuatu, arah, proses, tempat, dan sebagainya. Petunjuk harus jelas, singkat dan tepat.
14). Metode Melaporkan
Melaporkan yaitu menyampaikan gambaran atau lukisan peristiwa terjadinya sesuatu hal.
15). Metode Bermain Peran
Dalam bermain peran siswa berlaku, bertindak dan berbahasa seperti peran orang yang dibawakannya.
16). Metode Wawancara
Wawancara, atau interview adalah percakapan dalam bentuk Tanya jawab.
17). Metode Diskusi
Diskusi adalah kegiatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tetap mulia, mengenai tujuan yang sudah tertentu dengan cara tukar-menukar informasi untuk memecahkan masalah (Fim, 1984: 4)
18). Metode Bertelepon
Bertelepon adalah percakapan dua anak / pribadi dalam jarak jauh. Berbicara dengan telepon menggunakan bahasa yang jelas, singkat dan lugas.
19). Metode Dramatisasi
Dramatisasi adalah mementaskan lakon atau sandiwara. Lewat dramatisasi siswa dilatih mengekspresikan perasaan dan pikiran dalam bentuk bahasa lisan yang berarti melatih berbicara.
c. Metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan.
Ada beberapa metode dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan di Sekolah Dasar, antara lain sebagai berikut:
1). Metode Abjad
Metode Abjad memulai pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a). Mengenalkan atau membaca beberapa huruf.
a, n, i.
b). Mengenalkan rangkaian huruf menjadi suku kata.
n - a => na (dilafalkan en - a => na)
n - i => ni (dilafalkan en - i => ni)
c). Menggabungkan kata yang sudah dilafal.
i - ni (dilafalkan i - en - i, i - ni => ini
na - na (dilafalkan en - a na => na na => nana)
d). Merangkaikan kata menjadi kalimat
ini
ana
na na
ini na - na
ini ena - na
e). Huruf lepas dengan langer:
1). Menulis Huruf lepas
i, n, i, n, a, n, a
2). Merangkai huruf lepas menjadi suku kata
i - ni , na - na
3). Merangkaikan suku kata menjadi kata
ini , nana
4). Merangkai kata menjadi kalimat
ini nana
2). Metode Bunyi
Metode bunyi sebenarnya sama dengan metode abjad. Bedanya terletak pada caranya pelafalannya atau mengejanya. Metode abjad pelafalannya hurufnya sebagaimana kita menyebut abjad, misalnya:
n dilafalkan en b dilafalkan be
Metode bunyi pelafalan hurufnya sebagaimana bunyinya.
n dilafalkan ê,n b dilafalkan eb atau beh
Adapun mengenai langkah-langkah pembelajarannya sama.
3). Metode Suku kata
Metode ini memulai pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah dikupas menjadi suku kata, kemudian dirangkaikan menjadi kata, dan langkah terakhir merangkaikan kata menjadi kalimat, misalnya:
i - ni dibaca ini
ma - ma dibaca mama
Kemudian dirangkai menjadi kalimat : ini mama
4). Metode Kata Lembaga
Langkah-langkah pembelajaran metode kata lembaga adalah sebagai berikut:
a). Mengenalkan kata, misalnya mami
b). Menguraikan kata menjadi suku kata ma - mi
c). Menguraikan kata di atas huruf-huruf m - a - m - i
d). Menggabungkan huruf menjadi kata misalnya ma - mi
e). Menggabungkan suku kata menjadi kata, misalnya ma - mi
f). Memvariasikan huruf-huruf m, a, m, I, menjadi suku kata lain,
misalnya :
i dibaca i
m dengan a ditambah m dibaca mam
kalau disatukannya menjadi imam
5). Metode Global
Cara pembelajarannya dimulai dengan:
a). Membaca kalimat secara utuh yang ada di bawah gambar,
misalnya: ini mami
b). Kalau anak sudah hafal dilanjutkan dengan membaca kalimat tanpa gambar
c). Menguraikan kalimat menjadi kata: ini + mami
d). Menguraikan suku kata menjadi huruf:
i - n - i
m - a - m - i
Metoda global ini didasarkan pendekatan ilmu jiwa Gesstalf, yang berarti ilmu jiwa keseluruhan atau global. Mula-mula metode ini dipelopori oleh ahli-ahli ilmu di Jerman seperti: Koffka, Holfgang Kahler, Kurt Levin, dll. Aliran Gesstalf ini masuk negeri Belanda pada jaman penjajahan Belanda, aliran / metode global ini dibawa ke Indonesia oleh pemerintah Belanda.
Di Indonesia metode global ini digunakan di Sekolah Dasar kelas rendah untuk pembelajaran bahasa Daerah terutama untuk pembelajaran membaca dan menulis permulaan.
Ciri-ciri metode global adalah sebagai berikut:
a). Pembelajaran dimulai dari mengenalkan wacana dengan berulang-ulang sampai hafal.
b). Siswa menghafal kalimat-kalimat tertentu.
c). Wacana dianalisis menjadi kata, suku kata, dan huruf.
d). Belajar menulis dimulai dengan gambar-gambar huruf, suku, dan kata.
6). Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
a) Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
(1). Guru bercerita atau Tanya jawab dengan murid disertai gambar (gambar sebuah keluarga)
(2). Membaca beberapa gambar, misalnya: gambar ibu, ayah, nana, dsb.
(3). Membaca beberapa kalimat dengan gambar, misalnya di bawah ini gambar seorang ibu terdapat bacaan "ini mama mami".
(4). Setelah hafal, dilanjutkan membaca tanpa bantuan gambar. Misalnya: ini mama noni, ini nana
(5). Menganalisis sebuah kalimat menjadi kata, suku kata, dan huruf kemudian mensinteskannya kembali menjadi kalimat.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
- Akhadiah. Sabarti, dkk. 1992/1993. Bahasa Indonesia III. Jakarta. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
- Andayani, dkk. 2009. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta. Universitas Terbuka.
- Darmiyati. Zuchdi, dkk. 1999/2000. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta. Dirjen dikti. Depatemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
- Depdiknas, 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
- Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP Kelas I. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
- Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. 1983. Petunjuk Khusus Bidang Pengajaran Bahasa Indonesia Buku II Pengembangan dan Pengadminstrasian Program. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas I di Sekolah Dasar. Jakarta. P2MSK.
- Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Materi Pokok Pendidikan Anak di SD Edisi 1. Jakarta. Universitas Terbuka.
- Puji Santoso, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Terbuka.
- Rusna Ristasa Augusta. 2010. Pedoman Penyusunan Laporan Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Departemn Pendidikan Nasional. Jakarta. Universitas Terbuka.
- St. Y. Slamet. dkk. 1996. Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia (Bahasa Lisan Dan Bahasa Tertulis). Surakarta. D II/Semester I/3 SKS. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
- Sumantri, Mulyani, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV Maulana.
- Suyatno. H. Dkk. 2008. Indahnya Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Tarigan. Djago. Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta.Universitas Terbuka.
- Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Depdiknas.
- Wardhani, I Gak, dkk. 2007. Penelitian Tindkaan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.
- Winataputra, H. Udin S. dkk.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.